Mimpi dalam Sepenggal Kisah
Mata indah itu selalu melambungkan anganku, hatiku bergetar saat pertama kali aku melihatmu tak pernah jemu aku memandang walau dari kejauhan, ya saat seperti inilah yang ku tunggu dan selalu aku impikan bersamamu walau tanpa kata kata yang meluncur dari mulutku, ada rasa bahagia dihati, rasaku semakin besar untuk bisa bersamamu, tapi aku tak berani ungkapkan perasaanku yang terlalu dini bagimu, namun bagiku sudah cukup lama sejak kamu masih berseragam putih biru, aku jatuh hati semenjak kamu belum mengenalku, kubiarkan waktu terus berlalu dengan harapan kosongku,
2008 selepas lulus Sekolah atas, kubawa mimpi kosongku meluncur ke Ibukota, dengan mimpi-mimpi yang telah kususun sedemikian rupa yang menurutku sangat rapi, Namun tanpa kusadari ada ketidakpastian disana sebenarnya aku merasa tak ada dukungan sama sekali, apakah itu dukungan mental, ataupun materi, aku lebih merasa aku dibuang bersama mimpiku terombang ambing disana, padahal aku sudah memiliki niat melanjutkan di sebuah Universitas di Jawabarat, tekadku saat itu dimanapun aku nanti diterima aku takkan mengecewakan mereka yang berkorban untukku, namun takdir berkata lain aku harus menunda pendaftaranku, dengan hati sedih penuh sesal ku hanya bisa pandangi mimpi yang telah kugantungkan di langit tanah itu,
Sampai tiba waktunya aku hijrah menuju Cipete ditahun yang sama, aku mengisi kekosonganku sebagai helper dibengkel milik nenekku di daerah Kemang tepatnya di jalan Ampera raya, di sini aku banyak belajar tentang hidup, aku menemukan banyak warna jiwa manusia ibukota yang membuatku muak pada mereka, cukup aku rasakan saja biar menjadi pengalaman hidup, ada yang tak akan kulupa sosok bersahaja yang memotivasiku, Uwa ku yang selalu menasihatiku, sampai dalam hati kukatakan Jakarta manusiamu pongah, memanadang remeh orang yang lemah.
2009 setahun berlalu, kupaksakan diriku dalam sebuah kebosanan yng semakin mengakar, yang pada akhirnya aku tak sanggup lagi, aku sadar aku punya mimpi yang harus ku wujudkan, aku masih menggenggam mimpi itu yang didalam kusematkan dirimu "R", aku tak mau selamanya menjadi seperti gembel, dari tempat ini tak ada yang aku dapatkan, hanya sebatas materi dan rasa lelah saja, hingga pada akhirnya kuputuskan untuk kembali perjuangkan mimpiku, ku utarakan niatku untuk lanjutkan pendidikanku demi masa depanku kepada kakek, nenek, ibu, bapak, uwa, kurenungkan semua nasihat mereka kufikirkan dengan matang,
Jalan hidup tak selamanya mulus, ada saja keraguan di antara mereka padahal mimpiku tertunda satu tahun, hal ini yang memaksaku berfikir diantara menuruti keinginan orang tua dan mewujudkan mimpiku yang hanya tinggal selangkah lagi, namun pada akhirnya kuputuskan untuk menuruti keinginan orang tua, walaupun pada akhirnya membuatku memberontak juga, akhir tahun aku kembali ketanah kelahiranku Riau tercinta, ya mimpi itu masih kubawa mimpi lama dengan wadah baru,
Aku masuk disebuah sekolah tinggi di kota kecil itu, aku masih ingat STAI- Madinatun Najjah.
dan aku kembali sering melihatmu bermain kerumahku, wajahmu kala itu berbeda dengan sekarang, ya,,, aku masih ingat itu, hingga kemudian kamu tak pernah ada lagi bemain kerumahku karena adikku melanjutkan sekolahnya di tanah jawa, keinginginan adikku 180 derajat, bertolak belakang dengan keinginanku, ia ingin melanjutkan di Riau mungkin dengan terpaksa dia pergi, sedang aku terpaksa kuliah disini yang sama sekali tak ku impikan,
Tahun saat aku masih disana, dimana aku mengarungi sepotong mimpi yang telah kupatahkan, karena aku punya mimpi yang lebih besar sehingga aku rela korbankan masa depanku disana, dalam perjalanan menuju kampus yang sebenarnya aku tak sudi memasukinya bahkan aku masuk kesana dengan penuh keterpaksaan, Aku sengaja melewati sekolahmu aku sering membanyangkan bisa bertemu denganmu berpapasan dijalan misalnya, tapi tak pernah sekalipun aku menjumpaimu, hingga suatu saat diam-diam aku mencari informasi tentangmu, aku selalu memperhatikanmu dengan caraku, dan aku selalu bermimpi bisa bersamamu kelak, aku hanya bisa berdo'a walaupun tiada usahaku tapi aku yakin Tuhan mendengar doaku, namun aku masih harus bersabar dulu, entah sampai kapan sabarku,
Tiga tahun telah berlalu, tahun 2012 kemarin kuputuskan dengan berat hati, aku kembali berontak kuceritakan kembali mimpi lamaku kepada orang tuaku, aku telah bosan dengan hari-hari yang sungguh aku benci, walaupun jurusan yang kuambil disana adalah Tarbiah Islam dan hanya selangkah lagi aku keluar, hingga aku adukan dilema itu pada Allah dalam Istiqarah dan sepertinya aku harus memutuskan kusudahi pendidikanku, aku sudah tidak memperdulikan apa yang mereka katakan, saat itu aku mulai kacau dengan tujuanku bagaimana mungkin aku bisa raih cita-citaku, jika aku terus begini,
Aku melihat Teman satu angkatan sekolahku mereka telah menemukan jalan mereka masing-masing, sedangkan aku masih mencari jalanku, kusimpan sejenak mimpiku, namun aku akan tunjukan aku bukanlah orang tolol seperti yang orang lain kira atas didriku dengan keputusan yang telah ku ambil, aku terus berusaha dengan jalan lain, dengan mencari sebuah beasiswa sebagai targetku, saat itu aku berfikir dimanamun aku nantinya aku harus fokus dan tak ada kegagalan lagi. bandung masih menjadi tujuan utamaku,
pada akhirnya orang tuaku sadar dia tak bisa memaksaku dengan keinginanku yang kuat, hingga Allah mendengar do'aku dan berkat do'a ibuku juga, aku bisa kembali melanjutkan pendidikanku dengan sebuah beasiswa, ada kata-kata orang tuaku yang membuatku sedih saat ia melihat beberapa wisudawan dikota jogja,
"seandainya dulu kamu melanjukan di jawa pasti kamu sudah seperti mereka",
aku hanya menjawab "iya itu dulu, jangan di ingat lagi,"
sudah setahun ini aku kembali berjuang mewujudkan mimpi yang pernah kusimpan dan selalu ku genggam, kini langit jogja tempat kugantungkan semua mimpiku, dan di kota ini juga aku kembali bertemu denganmu yang tak pernah ku duga sebelumnya, apa ini rencana Allah? ah aku tidak tahu mungkin hanya kebetulan saja,
Setelah pertemuan pertama kaliku dengannmu di kota ini, aku mulai merasakan sesuatu yang asing dihatiku sesuatu tak bisa ku ungkapkankan dengan kata-kata, terkadang bayangan wajahmu berkelebat dibenakku mengusik rasa di hati yang telah lama tak kuhiraukan, namun aku sadar belum tentu dia merasakan hal yang sama dengan ku, bahkan mungkin dia tak suka denganku, atau mungkin dia hanya menganggapku sebagai siapalah aku tak tahu, bahkan mungkin jijik melihatku atau apalah aku tak tau isi hatimu,
Mata itu memang begitu indah, tutur katanya yang meluluhkan hatiku dan selalu terngiang ditelingaku, wahai gadis ayu,, apa kamu merasakan hal yang sama padaku, jujur setiap hari aku merindu, aku belum berani mengungkap perasaanku yang sebenar-benarnya padamu, entah sampai kapan aku pendam perasaanku ini, aku hanya bisa berdoa semoga Tuhan selalu menjagamu, dan semoga suatu saat Allah meridhoi, dan pada akhirnya aku hanya bisa pasrah, semuanya kupasrahkan kepada Allah yang maha mengatur kehidupanku,
Tutur katamu yang membuatku selalu rindu, diantara pasrah dan yakin ku, ada rasa jenuh menyambangi relung jiwa, kualihkan dengan semua kegiatanku, membaca menulis, terkadang ku tuangkan kegundahan yang menyita waktu ini pada buku, kamu tak perlu tahu apa yang aku rasakan, cukup aku saja yang merasakan, jika Allah mengizinkan dan telah tiba waktu yang ditentukan, aku yang akan buktikan perasaan cintaku padamu, dan biar waktu yang akan menjawabnya,, aku berharap kamu selalu dalam lindungannya dan baik baik saja,
Terkadang aku berfikir pantaskah aku untukmu dengan keadaanku yang seperti ini, yang tak memiliki apa-apa kecuali rasa cintaku padamu, bahkan aku bukan siapa-siapa, bukan orang terpandang, dan aku berasal dari keluarga yang biasa saja, berbeda dengan keluaraganu yang cukup terpandang,, ya,, aku memang belum menjadi apa-apa karena aku sedang berjuang meraih mimpi yang telah kugantungkan, dan aku mungkin memang hina dimatamu,,
Hari-hari yang akan selalu aku ingat adalah hari dimana kita berjalan bersama, dan menurutku hari yang paling mengesankan adalah hari itu , bagiku itu adalah hari yang spesial, tapi aku tak tahu apa tanggapanmu tentang hari hari itu mungkin menyebalkan, atau apaun itu menurutmu aku tak tahu, saat aku rindu aku hanya bisa memendang fotomu, dengan wajah manismu yang slalu tersenyum dilayar smartphone ku, andai saja aku bisa melihat senyummu yang nyata dihadapanku setiap hari sungguh bahagianya hatiku,,
Sebenarnya aku menunggu waktu yang tepat untuk ungkapkan perasaanku padamu, aku sedang mempersiapkan hati yang entah sampai kapan, untuk siap menerima apapun jawabanmu nanti, maafkan aku, jika aku punya rasa yang mungkin terlalu berlebihan, maafkan atas kelancanganku wahai gadis, karena aku mencintaimu tanpa seizimu,
seandainya kita tidak dipertemukan dan disatukan mungkin Allah punya rencana lain dengan hidupku, jika kau menjadi milikku aku akan menyangi dan menjagamu, aku tak berani berjanji, tapi aku akan buktikan perasaanku,
Yang bisa kulakukan saat ini hanya berdo,a di setiap sepertiga malam-Nya ada terselip namamu setelah aku berdo'a untuk ibuku, ya,, hanya ini yang bisa ku lakukan ku serahkan semua pada yang Maha Mengatur, kepada Pemilik hidupku, kepada Maha Cinta yang telah memberi cinta pada manusia, aku tak akan membahagiakan diriku sendiri, sebelum Ibu bapakku bahagia, mereka prioritas utama hidupku, ,mungkin jika Allah izinkan selanjutnya kamu,,
Kembali lagi pada hakikatnya aku hanya manusia, yang hanya bisa berencana sedang Allah yang memiliki Kuasa, ini hanya mimpiku saja, mimpi seorang yang hina, sabar, tawakal, ikhtiar dan istiqomah adalah pilihan terbaikku, dengan berpegang pada syariatnya, semoga Allah memberi jalan, aku lebih senang berdiam diri ketika di dekatmu, karena dengan diam aku bisa ungkapkan berjuta perasaan yang tersimpan dihatiku, dengan diam aku bisa rasakan semuanya,, semoga engkau merasakan juga apa yang ku rasakan, maafkan aku,,
Yang bisa kulakukan saat ini hanya berdo,a di setiap sepertiga malam-Nya ada terselip namamu setelah aku berdo'a untuk ibuku, ya,, hanya ini yang bisa ku lakukan ku serahkan semua pada yang Maha Mengatur, kepada Pemilik hidupku, kepada Maha Cinta yang telah memberi cinta pada manusia, aku tak akan membahagiakan diriku sendiri, sebelum Ibu bapakku bahagia, mereka prioritas utama hidupku, ,mungkin jika Allah izinkan selanjutnya kamu,,
Kembali lagi pada hakikatnya aku hanya manusia, yang hanya bisa berencana sedang Allah yang memiliki Kuasa, ini hanya mimpiku saja, mimpi seorang yang hina, sabar, tawakal, ikhtiar dan istiqomah adalah pilihan terbaikku, dengan berpegang pada syariatnya, semoga Allah memberi jalan, aku lebih senang berdiam diri ketika di dekatmu, karena dengan diam aku bisa ungkapkan berjuta perasaan yang tersimpan dihatiku, dengan diam aku bisa rasakan semuanya,, semoga engkau merasakan juga apa yang ku rasakan, maafkan aku,,
*saat larut malam dalam kegundahan
untuk seorang gadis dengan mata indah,,